Papua Tengah adalah wilayah yang baru saja dimekarkan, namun menyimpan tantangan dan potensi luar biasa. Dalam sebuah sesi diskusi inspiratif, Talk Show of The East, Natalis Tabuni, tokoh lokal sekaligus figur pembangunan di Intan Jaya selama satu dekade terakhir, memaparkan realitas lapangan yang tak banyak diketahui publik.
“Pemekaran merupakan proses pembangunan. Tujuannya jelas: mempercepat rentang kendali pemerintah agar bisa menyentuh masyarakat yang berada di gunung, lereng, tebing, palung sungai, dan pinggir danau,” ungkap Nathalis mengawali ceritanya.
Papua Tengah saat ini terdiri dari 8 kabupaten, dengan dua di antaranya berada di dataran rendah yang memiliki akses pelabuhan dan bandara. Sementara enam kabupaten lainnya—seperti Puncak Jaya, Intan Jaya, Paniai, Deiyai, dan Dogiyai—berada di balik pegunungan dan menghadapi berbagai keterbatasan.
Papua Tengah menyimpan potensi wisata dan sumber daya alam yang mengagumkan:
- Wisata laut: Laut Pasifik di wilayah ini menjadi habitat hiu bintik yang bersahabat dengan penyelam. “Kalau mau menyelam bareng, datang ke Papua,” ajak Nathalis.
- Wisata gunung: Puncak Cartenz, gunung bersalju abadi di garis khatulistiwa, menjadi simbol kebanggaan Indonesia.
- Sumber air garam: Terdapat mata air garam alami di pegunungan yang tetap mengalir sepanjang tahun. Ini bisa menjadi suplai garam bukan hanya bagi Papua Tengah, tetapi juga provinsi lain di Indonesia.
“Kalau orang tua dulu bilang ‘asam di gunung, garam di laut’ — di Papua, justru garam juga ada di gunung,” ungkap Nathalis sambil tersenyum.
Realitas Tantangan yang Dihadapi
Namun, kekayaan alam tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. Nathalis mengungkapkan fakta-fakta mengejutkan:
- Harga kebutuhan pokok selangit: Satu sak semen bisa mencapai Rp1 juta, dan minyak tanah Rp50–60 ribu per liter.
- Akses pendidikan dan kesehatan masih minim, terutama di wilayah pegunungan.
- Keamanan belum kondusif: Di Intan Jaya, bunyi tembakan sudah menjadi hal sehari-hari. “Kami bahkan pernah menjadi sasaran tembak. Syukur saya masih diselamatkan. Siapa yang tidak takut mati?” kenangnya.
Kondisi ini membuat Indeks Ketimpangan Kerawanan (IKK) tinggi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah, dan pendapatan per kapita jauh tertinggal dibanding daerah lain.
Arah Pembangunan Papua Tengah
Arah Pembangunan Papua Tengah
Sebagai provinsi baru, Papua Tengah membutuhkan pendekatan pembangunan yang menyeluruh dan berkeadilan. Menurut Nathalis, pemerintah harus fokus pada:
- Pendidikan & Kesehatan
Menyediakan sekolah, fasilitas kesehatan, dan tenaga profesional hingga ke pelosok. - Pemberdayaan Ekonomi
Mengembangkan potensi lokal berbasis alam dan budaya. - Stabilitas Keamanan
Membangun dialog dengan masyarakat serta memperkuat kehadiran negara secara humanis. - Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih
Menolak praktik KKN, mengedepankan transparansi dan akuntabilitas.
“Pembangunan bukan hanya soal fisik. Ini soal menata tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan hadir untuk rakyat,” tegas Nathalis.
Papua Tengah adalah cermin dari wajah Indonesia yang masih harus disentuh dan dibangun bersama. Di balik keindahan alamnya, ada suara rakyat yang menanti hadirnya keadilan sosial dan pembangunan yang merata. Melalui semangat kolaborasi dan komitmen semua pihak, masa depan Papua Tengah yang lebih baik bukanlah mimpi, melainkan sebuah keniscayaan.